Pemodelan Framework Enterprise Arcitecture : The
Open Group Architecture Framework (TOGAF)
Saat ini ada beragam jenis framework yang
menunjukkan perkembangan konsep Enterprice Arcitecture, diantaranya
adalah Zachman framework, Federal Enterprise Architecture
Framework (FEAF), serta The Open Group Architectural
Framework (TOGAF). Untuk itu saya akan menjelaskan salah satu jenis
framework yang mudah digunakan. Framework TOGAF yang akan saya jelaskan pada
blog ini mengandung beberapa macam pertanyaan yang muncul dipikiran pembaca.
Apa itu TOGAF ?
Mengapa kita kok
perlu memakai TOGAF ?
Pada saat bagaimana
TOGAF diperlukan ?
Manfaat TOGAF
ketimbang dengan framework lain ?
Apa saja bagian –
bagian dari TOGAF ?
Pendapat saya tentang
TOGAF ?
Untuk lebih memahami
tentang salah satu jenis framework TOGAF, mari baca artikel blog dibawah ini.
Apa itu TOGAF ?
The Open Group Architecture Framework (TOGAF) adalah sebuah framework
untuk arsitektur enterprise yang menyediakan sebuah pendekatan komprehensif
untuk mendesain, merencanakan, menerapkan dan mengelola arsitektur informasi
enterprise. TOGAF ini merupakan standar Open Group yang telah terbukti
digunakan oleh organisasi-organisasi terkemuka dunia dalam meingkatkan efisensi
bisnis. TOGAF juga telah menjadi standar Enterprise Architecture yang paling
terkemuka dan handal, standar yang konsisten baik metode dan komunikasinya
diantara para profesional Enterprise Architecture.
The Open Group
Architecture Framework (TOGAF) adalah sebuah
framework yang dikembangkan oleh The Open Group’s Architecture
Framework pada tahun 1995. Awalnya TOGAF digunakan oleh Departemen
Pertahanan Amerika Serikat namun pada perkembangannya TOGAF banyak digunakan
pada berbagai bidang seperti perbankan, industri manufaktur dan juga
pendidikan. TOGAF ini digunakan untuk mengembangkan enterprise architecture,
dimana terdapat metode dan tools yang detil untuk mengimplementasikannya, hal
inilah yang membedakan dengan framework EA lain misalnya framework Zachman.
Salah satu kelebihan menggunakan framework TOGAF ini adalah karena sifatnya
yang fleksibel dan bersifat open source.
Mengapa kita kok
perlu memakai TOGAF ?
Tentu banyak pertanyaan diantara kalian, mengapa kita perlu menggunakan
TOGAF. Jangan bingung dan penasaran kenapa kita harus memakai framework TOGAF
ini. Karena dibawah ini sudah saya jabarkan penjelasannya.
- Pada saat penyusunan arsitektur sistem informasi di
organisasi yang cukup besar dan memiliki proses yang cukup rumit, kita
harus menggunakan tools, tidak bisa hanya menggunakan keinginan sendiri.
- Dengan
semakin berkembangnya teknologi IT dan best practice, ada banyak template
yang dapat kita gunakan untuk menyusun strategi IT kita.
- Kebanyakan
industri menggunakan framework yang general seperti TOGAF ini.
- Suatu
framework itu lebih baik bisa mengcover satu framework yang lain atau
memiliki interoperabilitas antar framework. Saling melengkapi satu
framework dengan framework lainnya.
Para profesional Enterprise
Architecture memilih TOGAF karena kredibilitas industri, efektivitas kerja, dan
karir peluangnya lebih besar. TOGAF ini akan membantu para praktisi menghindari
keterbatasan pengembangan Enterprise Architecture menuju metode yang eksklusif,
memanfaatkan sumber daya secara lebih efisien dan efektif, dan mewujudkan
keuntungan investasi yang lebih besar baik dalam bisnis maupun suatu
organisasi.
Pada saat bagaimana
TOGAF diperlukan ?
TOGAF diperlukan ketika suatu organisasi/ perusahaan perlu
mengembangkan suatu Enterprise Architecture dengan kebutuhan bisnis yang
digambarkan secara rinci. Adanya TOGAF menyebabkan lebih banyak kesempatan bagi
organisasi untuk menemukan sumber daya dalam domain yang telah sangat sulit
untuk merekrut arsitek perusahaan yang memenuhi syarat yang mampu memahami
bagaimana perusahaan mereka melakukan bisnis.
Manfaat TOGAF
ketimbang dengan framework lain ?
Berbicara mengenai TOGAF pasti kalian
penasaran tentang kelebihan manfaat dari Framework TOGAF ketimbang framework
lainnya. Berikut akan penjabaran kelebihan manfaat framework TOGAF dari
Framework lainnya.
Manfaat dari Menggunakan TOGAF
- Setiap organisasi berusaha untuk mendesain dan implementasi arsitektur enterprise untuk mendukung aplikasi bisnis mission-critical, dengan menggunakan blok bangunan sistem terbuka.
- Suatu perusahaan yang merancang dan mengimplementasikan arsitektur enterprise menggunakan TOGAF dipastikan bahwa desain dan spesifikasi pengadaan yang akan sangat memudahkan implementasi sistem terbuka, dan akan memungkinkan manfaat dari sistem terbuka bertambah untuk organisasi mereka dengan menurunkan risiko.
- Salah satu kelebihan menggunakan framework TOGAF ini adalah karena sifatnya yang fleksibel dan bersifat open source.
Apa saja bagian –
bagian dari TOGAF ?
Sebelum kalian memilih framework untuk digunakan kedalam Enterprise
Arsitecture. Kalian harus tahu terlebih dahulu apa saja bagian – bagian dari
TOGAF. Dibawah ini terdapat penjelasan bagian – bagian dari framework TOGAF.
TOGAF secara umum memiliki struktur dan komponen
sebagai berikut:
1 .Architecture Development Method (ADM) :
Merupakan bagian utama dari TOGAF yang memberikan gambaran rinci bagaimana
menentukan sebuah enterprise architecture secara spesifik berdasarkan kebutuhan
bisnisnya.
2. Foundation Architecture (Enterprise
Continuum) : Foundation Architecture merupakan
sebuah “framework-within-a-framework” dimana didalamnya tersedia gambaran
hubungan untuk pengumpulan arsitektur yang relevan, juga menyediakan bantuan
petunjuk pada saat terjadinya perpindahan abstraksi level yang berbeda.
Foundation Architecture dapat dikumpulkan melalui ADM. Terdapat tiga bagian
pada foundation architecture yaitu Technical Reference Model, Standard
Information dan Building Block Information Base.
3. Resource Base:
Pada bagian ini terdapat informasi mengenai guidelines, templates,
checklists,latar belakang informasi dan detil material pendukung yang membantu
arsitek didalam penggunaan ADM.
TOGAF- Architecture
Development Method (ADM)
Architecture Development
Method (ADM) merupakan metodologi lojik dari TOGAF yang terdiri dari
delapan fase utama untuk pengembangan dan pemeliharaan technical architecture
dari organisasi. ADM membentuk sebuah siklus yang iteratif untuk keseluruhan
proses, antar fase, dan dalam tiap fase di mana pada tiap-tiap iterasi
keputusan baru harus diambil.
Keputusan tersebut
dimaksudkan untuk menentukan luas cakupan enterprise, level kerincian, target
waktu yang ingin dicapai dan asset arsitektural yang akan digali dalam
enterprise continuum. ADM merupakan metode yang umum sehingga jika diperlukan
pada prakteknya ADM dapat disesuaikan dengan kebutuhan spesifik tertentu,
misalnya digabungkan dengan framework yang lain sehingga ADM menghasilkan
arsitektur yang spesifik terhadap organisasi.
ADM dapat dikenali dengan penggambaran siklus yang terdiri dari delapan
langkah proses,
Yaitu :
·
Architecture
Vision
·
Business
Architecture
· Information
System Architecture
·
Technology
Architecture
·
Opportunities
and Solution
·
Migration
Planning
·
Implementation
Governance
·
Architecture
Change Management.
Fase-Fase TOGAF- Architecture
Development Method (ADM)
TOGAF ADM juga merupakan metode yang bersifat
generik dan mudah di terapkan berdasarkan kebutuhan banyak organisasi, baik
organisasi industri ataupun industri akademik seperti perguruan tinggi.
Secara singkat kedelapan fase ADM adalah sebagai
berikut:
1.
Fase Preliminary: Framework
and Principles: Merupakan fase persiapan yang bertujuan
untuk mengkonfirmasi komitmen dari stakeholder, penentuan framework dan
metodologi detil yang akan digunakan pada pengembangan EA.
2.
Fase A : Architecture Vision.
Fase ini memiliki tujuan untuk memperoleh komitmen manajemen terhadap fase ADM
ini, memvalidasi prinsip, tujuan dan pendorong bisnis, mengidentifikasi
stakeholder. Terdapat beberapa langkah untuk mencapaian tujuan fase ini dengan
inputan berupa permintaan untuk pembuatan arsitektur, prinsip arsitektur dan
enterprise continuum. Output dari fase ini adalah: (1) pernyataan persetujuan
pengerjaan arsitektur yang meliputi: Scope dan konstrain serta rencana
pengerjaan arsitektur, (2) prinsip arsitektur termasuk prinsip bisnis, (3) Architecture
Vision.
3.
B : Business Architecture.
Fase B bertujuan untuk (1) memilih sudut pandang terhadap arsitektur yang
bersesuaian dengan bisnis dan memilih teknik dan tools yang tepat (2)
mendeskripsikan arsitektur bisnis eksisting dan target pengembangannya serta
analisis gap antara keduanya. Inputan untuk fase B berasal dari output fase A,
sedangkan outputnya adalah revisi terbaru dari hasil ouput fase A ditambah
dengan arsitektur bisnis eksisting dan target pengembangannya secara detil
serta hasil analisis gap, business architecture report dan kebutuhan bisnis
yang telah diperbaharui.
4. Fase C : Information Systems
Architectures. Tujuan fase ini adalah untuk
mengembangkan arsitektur target untuk data dan/atau domain aplikasi. Pada
arsitektur data misalkan untuk menentukan tipe dan sumber data yang diperlukan
untuk mendukung bisnis dengan cara yang dimengerti oleh stakeholder. Pada
arsitektur aplikasi untuk menentukan jenis sistem aplikasi yang dibutuhkan
untuk memproses data dan mendukung bisnis.
5.
Fase D : Technology
Architecture. Untuk pengembangan arsitektur teknologi
target yang akan menjadi basis implementasi selanjutnya.
6.
Fase E : Opportunities and
Solutions. Secara umum merupakan fase untuk
mengevaluasi dan memilih cara pengimplemetasian, mengidentifikasi parameter
strategis untuk perubahan, perhitungan cost dan benefit dari proyek serta
menghasilkan rencana implementasi secara keseluruhan berikut strategi
migrasinya.
7.
Fase F : Migration Planning:
Fase ini bertujuan untuk mengurutkan implementasi proyek berdasarkan prioritas
dan daftar tersebut akan menjadi basis bagi rencana detil implementasi dan
migrasi.
8.
Fase G : Implementation
Governance. Merupakan tahapan memformulasikan
rekomendasi untuk setiap implementasi proyek, membuat kontrak arsitektur yang
akan menjadi acuan implementasi proyek serta menjaga kesesuaiannya dengan
arsitektur yang telah ditentukan.
9. Fase H : Architecture Change
Management. Pada akhir fase ini diharapkan terbentuk
skema proses manajemen perubahan arsitektur.
10. Requirements Management bertujuan
untuk menyediakan proses pengelolaan kebutuhan arsitektur sepanjang fase pada
siklus ADM, mengidentifikasi kebutuhan enterprise, menyimpan lalu memberikannya
kepada fase yang relevan.
TOGAF memandang enterprise architecture ke dalam empat
kategori yaitu:
1. Business Architecture : Mendeskripsikan
tentang bagaimana proses bisnis untuk mencapai tujuan organisasi.
2. Application Architecture : Merupakan
pendeskripsian bagaimana aplikasi tertentu didesain dan bagaimana interaksinya
dengan apikasi lainnya.
3. Data Architecture : Adalah
penggambaran bagaimana penyimpanan, pengelolaan dan pengaksesan data pada perusahaan.
4. Technical Architecture : Gambaran
mengenai infastruktur hardware dan software yang mendukung aplikasi dan
bagaimana interaksinya.
Pendapat saya tentang
TOGAF ?
Kesimpulan :
Menurut saya, TOGAF adalah salah satu framework
yang banyak digunakan oleh perusahaan dalam merancang dan merencanakan
Enterprise arsitecture. TOGAF juga mendukung aplikasi bisnis untuk mendesain
dan mengimplementasikan Enterprise Arcitecture dengan system terbuka. TOGAF
diperlukan ketika suatu organisasi/ perusahaan perlu mengembangkan suatu
Enterprise Arcitecture dengan kebutuhan bisnis yang digambarkan secara rinci.
TOGAF adalah framework yang general.
TOGAF sangat membantu praktisi untuk memanfaatkan sumber daya secara lebih
efisien dan efektif dan mewujudkan keuntungan investasi yang lebih besar baik
dalam bisnis maupun suatu organisasi.